Islam dan Otak Kanan
Lebih
jauh Arman menjelaskan, Islam adalah agama merangsang otak kanan
manusia menjadi berfungsi. Betapa tidak, ketika kita mencoba memahami
bagaimana pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam
Al Qur’an, tentu diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan
kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka
tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq menurunkan hujan.
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Ali Imran 190-191).
“Tanpa
bantuan imajinasi(otak kanan), kita tidak sanggup melihat dan merasakan
langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan
penciptaan langit dan bumi,” ungkap Arman.
Bahkan
dalam hadits Nabi dikatakan: “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau
melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah
bahwa Allah melihat kamu.”
Sangat
jelas dalam hadits ini, perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam
shalat adalah pekerjaan imajinasi atau kemampuan “membayangkan.” Seperti
kita ketahui, sepertiga dari ayat-ayat suci Al Quran adalah bercerita
tentang kisah jaman dahulu dan banyak menggunakan kata perumpamaan:
seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya imajinasi yang
kuat. “Tahukah Anda kalau daya imaninasi adalah tanggungjawab otak
kanan?” kata Arman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar